Ketum PP Fatayat NU Gaungkan Visi Besar Organisasi Saat Hadir di Pelantikan Pimpinan Cabang Gresik Periode 2024 – 2029

Redaksi NUGres Redaksi NUGres
8 Min Read
Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama, Hj Margaret Aliyatul Maimunah saat memberikan sambutan pengarahan di depan ratusan kader Fatayat NU se-Gresik. Foto: dok PC Fatayat NU Gresik/NUGres

GRESIK | NUGres – Menghadiri rangkaian acara Resepsi Harlah ke-75 Fatayat Nahdlatul Ulama, Halal Bihalal dan Pelantikan Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Gresik, Ketua (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU Hj. Margaret Aliyatul Maimunah, S.S., M.Si., mewedar visi besar Fatayat NU.

Ratusan kader Fatayat NU dari seluruh Pimpinan Ranting dan Pimpinan Anak Cabang se-Gresik tampak menyimak dengan khidmat arahan Ketum PP Fatayat NU. Mengawali sambutannya, Ning Margaret membincang tentang perempuan.

“Perempuan ini sejak dulu sampai sekarang masih sering ditarik-tarik. Berada di dalam situasi yang dilema. Perempuan ini apakah harus menjadi ibu rumah tangga atau menjadi aktivis, berkarir di dunia publik?, sampai sekarang ini masih tarik-tarikan terus,” ungkap Ning Margaret, Kamis (1/5/2025) di Gedung Wahana Ekspresi Poesponegoro Kabupaten Gresik.

Kondisi tersebut, sambung Ning Margaret, merupakan sebuah pilihan. Perempuan punya kemerdekaan untuk menentukan dirinya.

“Mau menjadi ibu rumah tangga itu juga pilihan yang luar biasa. Mau jadi aktivis itu juga pilihan yang luar biasa. Namun, ada satu kunci yang tidak boleh ditinggalkan oleh sahabat-sahabat perempuan. Apa itu? Menjadi apa pun, perempuan wajib dan harus terus meningkatkan kualitas diri,” imbaunya.

Tentang bagaimana keberadaan organisasi perempuan, menurut Ning Margaret dalam kaitannya dengan kewajiban secara personal bagi kalangan perempuan—organisasi diharapkan menjadi wadah yang ikut mendorong perempuan atau anggota organisasinya bisa menjadi perempuan yang berkualitas.

“(Organisasi) bisa bersama-sama menciptakan kondisi agar perempuan yang memiliki tanggung jawab melahirkan generasi penerus bangsa itu bisa melahirkan penerus keluarga yang berkualitas,” sambungnya.

Pesan selanjutnya di momen pelantikan PC Fatayat NU Gresik 2024 – 2029, Ning Margaret bilang bahwa sebagai bagian dari organisasi Fatayat NU mengajak untuk fokus, tegak lurus, dan tidak perlu tolah-toleh.

“Tetap fokus pada pencapaian visi kita bersama. Dari sejak terpilih dan dipilih oleh sahabat-sahabat semuanya saya selalu mengajak—Fatayat itu nggak bisa bergerak sendiri-sendiri. Kita harus bergerak dalam satu gerakan untuk mencapai visi bersama. Dan ingat, dalam periode ini saya mengajak sahabat-sahabat bersama untuk mencapai satu visi kita, yaitu Menguat Bersama, Maju Bersama untuk Perempuan Indonesia dan Peradaban Dunia,” jelas Ning Margaret.

Sosok perempuan kelahiran Jombang 11 Mei 1978 ini, juga mengupas visi Menguat Bersama, Maju Bersama untuk Perempuan Indonesia dan Peradaban Dunia”, sedianya telah memuat sebuah harapan.

“Bahwa Fatayat NU di mana pun berada itu bisa kuat dan maju. Saya ingin mendobrak, mengajak sahabat-sahabat untuk bersama-sama mendobrak pada satu hal yang menjadi satu kebenaran, bahwa kalau bicara NU–ya kuatnya cuma di Jatim, di Jawa Tengah. Bahwa kalau bicara Fatayat ya kuatnya cuma di Jatim, Jawa Tengah. Tidak. Kita harus bersama-sama mendobrak bahwa dimanapun Fatayat NU berdiri, bisa kuat dan maju. Ini yang mendasari visi,” tandasnya.

Tiga Pilar Visi Fatayat NU

“Pilar yang pertama adalah struktur organisasi. Kita selama ini sering kali menjadi aktivis NU seperti kebanyakan. Tidak pernah mencoba melihat pada PDPRT (Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga), sebenarnya mandat struktur itu ada sampai di mana. Kemudian kita merasa baik-baik saja, nggak merasa ada PR (pekerjaan rumah) pada diri kita. Kalau di Jawa Timur saya masih senang karena semuanya hampir punya ranting. Rantingnya hidup semua. Tapi kalau di luar Jawa, ini PR banget untuk saya mendorong bagaimana keberadaan struktur Fatayat bisa hadir sampai tingkatkan ranting,” bebernya.

Kendati demikian, Ning Margaret juga mengingatkan bahwa struktur Fatayat NU tidak berhenti di tingkat ranting. Melainkan masih terdapat mandat pembentukan di bawah pimpinan ranting yaitu pimpinan anak ranting.

“Pilar yang kedua adalah penguatan kaderisasi. Penguatan kader melalui penguatan kaderisasi hari ini menjadi prioritas dalam kepemimpinan kami,” kata Ning Margaret. Ia juga menyebut bahwa implementasi kaderisasi ini nantinya menjadi standar bagi para pengurus di tingkatan cabang wajib memiliki sertifikat LKD (Latihan Kader Dasar).

Sebagai motivasi kepada kader Fatayat NU di Gresik, Ketum PP Fatayat NU juga membagikan profil organisasi Fatayat NU yang terkini memilik 34 Pimpinan Wilayah, dan 18 Pimpinan Cabang Istimewa (PCI Fatayat NU) yang semula ada 7 PCI di luar negeri .

“Yang mau jadi pengurus di tingkat pimpinan wilayah dan pimpinan pusat, wajib punya sertifikat LKL. Dan ke depan keinginannya adalah bagi siapa pun yang mau menjadi ketua, baik di tingkat cabang, wilayah maupun pusat itu harus memiliki sertifikat PKN, Pelatihan Kepemimpinan Nasional. Dan hari ini nggak ada ceritanya, mau sepintar apapun kader Fatayat nggak akan bisa jadi fasilitator kaderisasi kalau tidak memiliki sertifikat T.O.T, ini yang akan kami kejar sebelum kepemimpinan kami kejar sebelum kepemimpinan saya berakhir,” terangnya.

Ning Margaret juga meluruskan kenapa kaderisasi menjadi prioritas, karena hal ini merupakan ruhnya organisasi.

“Tanpa kaderisasi, sahabat-sahabat hanya sekedar berbaju hijau. Tapi tidak mengerti, tidak memahami bagaimana visi misi organisasi. Tidak akan mengerti bagaimana menggerakkan organisasi di Fatayat NU. Makanya, kaderisasi ini menjadi hal yang urgen bagi kami. Saya mengajak sahabat-sahabat untuk mengejar kaderisasi ini. Nggak cuma berjalan tapi berlari untuk penguatan kaderisasi,” tukasnya.

Adapun Pilar yang terakhir atau ketiga, yaitu penguatan program dan layanan organisasi Fatayat NU. Dalam hal ini, Ning Margaret menjelaskan perbedaan mencolok antara organisasi Fatayat NU dan NGO atau LSM. Jika NGO berfokus pada pilihan isu yang spesifik, berbeda halnya dengan Fatayat NU yang memainkan peranan yang lebih kompleks.

“Kalau bicara Fatayat NU ini fokusnya luar biasa. Semua isu sepanjang itu berkaitan dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, itu isunya Fatayat,” ungkap Ning Margaret.

Ditegaskannya, sejumlah isu perempuan dan anak yang menjadi concern program dan layanan Fatayat NU itu meliputi prespektif kesehatan, ekonomi, pendidikan, sosial, advokasi, dan beberapa sektor lainnya. Ia juga menginformasikan bahwa PP Fatayat NU baru-baru ini telah menghasilkan keputusan dalam Konbes, yaitu peluncuran gerakan majelis ta’lim bersama.

“Jadi sekarang kita punya Majelis Ta’lim Bersama, yang harus dan wajib dibentuk di semua level Fatayat dengan satu nama yaitu “Fatimah Zahra”. Fatimah ini singkatan dari Fatayat Lil Ummah, Zahra itu adalah bunga. Bunga itu identik dengan menyebarkan harum, wangi. Maka diharapkan keberadaan Fatayat yang untuk umat ini menebarkan hal-hal positif, menebarkan kebaikan, dan juga menebarkan kebermanfaatan,” terangnya.

Di penghujung sambutan yang diberikan, Ning Margaret berpesan bahwa program yang dicanangkan PC Fatayat NU Gresik, nantinya harus relevan dan benar-benar sesuai dengan problem dan berbasis kebutuhan yang dihadapi. Khususnya pada basis pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Hal ini, tandas Ning Margaret demi kebermanfaatan dan hadirnya Fatayat NU.

Editor: Chidir Amirullah

Share This Article
Leave a comment