GRESIK | NUGres – Warga nelayan Balai Gede atau yang juga dikenal sebagai Balai Kambang Kelurahan Lumpur Kabupaten Gresik, kembali menggelar peringatan Haul ke-415 Mbah Sindujoyo mulai Selasa sore, 6 Mei 2025.
Peringatan tahunan ini bukan sekadar agenda spiritual, tetapi juga menjadi ajang mempererat silaturahmi, serta menanamkan nilai-nilai sejarah dan penghormatan terhadap leluhur Kelurahan Lumpur.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, rangkaian kegiatan berlangsung selama tiga hari. Pada hari pertama, Selasa (6/5/2025), acara diawali dengan kirab ziarah yang dimulai pukul 15.00 WIB. Ribuan warga dari berbagai usia berjalan kaki menuju Makam Dalem, tempat peristirahatan Mbah Sindujoyo.
Rute kirab melintasi Jalan Sindujoyo – Perempatan Pasar Gresik – Jalan Usman Sadar (Drojokan). Masyarakat diimbau waspada karena arus lalu lintas di jalur ini kemungkinan terganggu sementara selama kirab berlangsung.
Kirab ziarah ini menjadi elemen khas dalam peringatan haul. Selain sebagai wujud penghormatan spiritual, kirab juga menampilkan ekspresi budaya, seperti kesenian Pencak Macan, seni khas Lumpur yang menggabungkan silat dan teatrikal macan sebagai simbol kekuatan dan penjagaan spiritual.
Malam harinya, pukul 22.00 WIB, dilaksanakan pembacaan Macapat Serat Kisah Mbah Sindujoyo di Balai Gede (Balai Kambang). Tradisi ini menyampaikan kisah perjuangan spiritual beliau melalui tembang Jawa yang sarat makna.
Hari kedua, Rabu (7/5/2025), diisi dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut:
- Khatmil Qur’an 30 Juz Bin Nadhor: pukul 05.00 WIB (ba’da Subuh),
- Arak-arakan Tumpeng Besar: pukul 15.00 WIB (ba’da Ashar), dan
- Tahlil Umum (Sakral): pukul 19.00 WIB (ba’da Isya).
Seluruh agenda tersebut dipusatkan di Balai Gede, menjadi titik spiritual bagi masyarakat dari berbagai daerah.
Sebagai penutup, pada Kamis malam (8/5/2025) pukul 19.00 WIB, digelar acara “Sindujoyo Bersholawat” bersama Sayyid Zulfikar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lumpur. Malam ini menjadi puncak spiritual dalam iringan sholawat dan doa.
Haul Mbah Sindujoyo bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga peneguh identitas warga Lumpur dalam menjaga nilai spiritual, mengenang leluhur, dan merawat kearifan lokal. Dari kirab hingga sholawat, setiap rangkaian acara menjadi napas budaya yang terus hidup di tengah arus zaman.
Keluarga besar Nelayan Balai Gede mengundang seluruh masyarakat untuk hadir, meresapi hikmah, dan bersama melestarikan warisan berharga ini.
Editor: Chidir Amirullah