GRESIK | NUGres – Wakil Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim), Dr. H. Ahmad Hakim Jayli memberikan taujihat atau arahan kepada seluruh pengurus Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama se-Jawa Timur yang menghadiri Rakorwil, Sabtu (10/5/2025) di Aula KH Bisri Syansuri Gedung PWNU Jatim, di Surabaya.
Mengawali taujihat yang disampaikan, Dr. H. A. Hakim Jayli menegaskan bahwa Rakorwil yang diselenggarakan sehari setelah gelaran Haul ke-54 KH Wahab Hasbullah bukan hal yang kebetulan. Menurutnya, tidak ada hal yang kebetulan di dalam Nahdlatul Ulama kecuali “by design” alias digariskan oleh Allah Swt.
“Artinya apa, ketika malam Haul Mbah Wahab itu—hari ini anda semua melakukan Rakorwil itu artinya adalah sampean harus menggunakan Mbah Wahab sebagai model di dalam berjuang, dan menggerakkan Nahdlatul Ulama,” tutur sosok cendekiawan Jawa Timur yang juga merupakan petinggi TV9 ini.
Dikisahkannya, bahwa Mbah Wahab di Surabaya memiliki rumah di Kertopaten gang tiga. Salah satu tempat yang menjadi saksi berdirinya Nahdlatul Ulama.
“Itu (rumah) dijual, untuk apa? Untuk beli percetakan. Dan percetakan itu digunakan untuk menerbitkan media-media Nahdlatul Ulama saat itu. Jadi Mbah Wahab itu malah kehilangan rumah untuk ngurusi NU, bukan dapat rumah. Artinya apa, pakai modal. Dan modalnya adalah modal pribadi,” sambungnya.
Lebih lanjut, Dr. H. A. Hakim Jayli juga menengahkan beberapa peran krusial Lembaga Ta’lif wan Nasyr. Salah satunya sebagai penyiar, yang bertugas mentransmisi dan mengamplifikasikan gagasan para ulama di jamiyyah Nahdlatul Ulama.
“Karena Nahdlatul Ulama ini sebenarnya adalah organisasi gagasan. Dan gagasannya tidak hanya gagasan duniawi tapi juga gagasan ukhrawi,” jelasnya.
Melanjutkan arahannya, Dr Hakim Jayli dalam kesempatan itu juga mewedar landasan idealistik Nahdlatul Ulama yaitu Mukadimah Qonun Asasi yang dicetuskan Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari.
“Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari merumuskan kenapa NU berdiri, dan itu kita digiring oleh Mbah Hasyim dengan berbagai gugusan ayat-ayat suci Al Qur’an. Mulai substansi kita hidup di dunia—kemudian hidup diniyah itu harus mengarah kemana?, itu ada di dalam gagasan surat-surat Al Qur’an yang dikutip oleh Mbah Hasyim sampai kepada satu ayat; wa’tasimu bihablillahi jami’an wala tafarraqu, kuncinya mulai di sini,” wedarnya.
Di penghujung taujihat yang disampaikan, Dr Hakim Jayli juga mengingatkan Rakorwil LTN Nahdlatul Ulama di Jawa Timur dari berbagai utusan PCNU se-Jawa Timur ini perlu terikat dengan empat mandat Konferwil PWNU yaitu penguatan Aswaja, pengembangan sumber daya manusia, pendampingan ekonomi warga, dan percepatan kinerja organisasi.
“Diantara empat misi itu apa yang harus diwujudkan? Pendampingan ekonomi mungkin tidak secara langsung ya, kalau pengembangan SDM—ya mungkin ada hubungannya. Tapi yang jelas ketika penguatan ahlussunah wal jamaah, ini menjadi satu tugas penting (LTN). Oleh karena itu, dalam perencanaan program selain ada visi, misi, dan strategi, maka visi anda di LTN itu adalah bagaimana penguatan ahlussunah wal jamaah. Kemudian strateginya apa? Banyak sekali, salah satunya adalah kolaborasi,” terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, tiga orang pengurus LTNNU Gresik menghadiri Rakorwil LTNNU Jatim. Mereka mengikuti hingga paripurna rangkaian acara Rakorwil. Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi dan belanja inspirasi program dan inovasi bagi kelangsungan LTNNU Gresik ke depan.
Editor: Chidir Amirullah
