Oleh: Muhamad Arif*
KOLOM KALEM | NUGres – Sebagai warga Nahdliyin, Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU pastinya sudah tidak asing terdengar di telinga kita. Seperti diketahui pula, LP Ma’arif NU memiliki tugas melaksanakan kebijakan NU di bidang pendidikan dan pengajaran formal.
Sedangkan salah satu visi atau tujuan utamanya adalah mampu mengembangkan potensi siswa mulai dari intelektual, moral, spiritual dan sosial. Sehingga hadirnya LP Ma’arif NU mempunyai satu distingsi yang berbeda, selain fokus mengejar prestasi akademis juga menumbuhkan tanggung jawab sosial di masyarakat.
LP Ma’arif NU berdiri pada tanggal 19 September 1929. Empat tahun setelah organisasi Nahdlatul Ulama berdiri. Secara sebaran pendidikan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU menaungi jenjang pendidikan dari TK, SD, SLTP, SMU/SMK, MI, MTs, MA, dan beberapa perguruan tinggi. Secara data, melansir laman maarif.nu.or.id bahwa tercatat tak kurang dari 6000 lembaga pendidikan NU tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote.
Ketakjuban Menemui MI LP Ma’arif NU di Ujung Indonesia
Nah, sahabat traveling NUGres pastilah ada pertanyaan terkait data di atas, kira-kira apakah benar sampai pelosok LP Ma’arif NU ada? untuk melayani dan mendampingi masyarakat secara langsung? Jawabannya: Benar, ada hingga sampai di ujung negeri ini, “Desa Sota”, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua selatan.
Desa Sota merupakan desa di bagian paling ujung timur negara Indonesia. Desa terakhir yang berbatasan secara langsung dengan negara Papua Nugini.
Pada awal bulan September 2024, penulis mendapatkan kesempatan secara langsung menginjakkan kaki di Merauke. Tepatnya pada lokasi “0 KM Merauke-Sabang”, sebuah keistimewaan sekaligus pelajaran yang berharga dapat belajar bersama dengan para guru madrasah di ujung negeri ini.
Dalam perjalanan menuju “0 KM Merauke-Sabang”, saya sejenak berhenti di pos penjaga batas wilayah yang dijaga oleh Tentara Negara Indonesia (TNI). Salah satu pertanyaan saya “Bapak apakah disini ada madrasah (MI, MTs, MA)?,” tanya saya kepada salah satu TNI penjaga perbatasan negara. Salah satu TNI menjawab, “Ada bapak Madrasah Ibtidaiyah dekat sini, di belakang masjid. Kebetulan masih di “0 KM Merauke-Sabang”, jawabnya dengan nada penuh hormat.
Sebuah rasa penasaran tentang keberadaan bagaimana lokasi, kondisi dan masyarakat sekitar madrasah di desa paling ujung timur Indonesia. Setelah sampai di depan Masjid, (sampai saat ini saya tidak mengetahui nama masjidnya karena rasa antusiasme untuk melihat kondisi Madrasah Ibtidaiyah), Saya langsung menuju papan nama di tengah halaman madrasah yang cukup luas.
Setidaknya di sinilah kami percaya bahwa Lembaga Pendidikan Ma’arif NU memang sampai di ujung Indonesia. Nama Madrasah Ibtidaiyah tersebut adalah “Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Ma’arif NU Sota”, di atasnya tertulis “Pimpinan Cabang Lembaga Ma’arif NU Merauke”, bertepatan di JL. Perbatasan RI-PNG Sota-Merauke.
Salah satu guru madrasah Merauke, mengungkapkan kepada saya, “Bahwa madrasah ibtidaiyah ini tergolong baru dan menjadi satu-satunya madrasah di Desa Sota yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Namun alhamdulillah setiap proses pembelajaran dapat berjalan secara maksimal,” ungkap Dirga guru MI dibawah naungan Kementerian Agama, Kabupaten Merauke.
Hanya satu kata yang bisa saya ungkapkan, “Subhanallah”. Satu-satunya Madrasah Ibtidaiyah di ujung timur Indonesia, yang di sekitarnya hanya nampak pepohonan rindang dan sangat jauh dari hiruk piruk kehidupan masyarakat. Namun, proses pembelajaran masih berjalan secara maksimal. Meskipun dalam catatan kami melihat kondisi fasilitas madrasah ibtidaiyah yang masih sangat jauh dari kelayakan.
Kondisi kelas terhitung ada 6 kelas yang di dalamnya terdapat tempat duduk dan meja panjang berwarna coklat. Kondisi lantai kelas masih berupa lantai ‘plester’ dari semen dan pasir. Beberapa terlihat terbengkah dan berlubang. Selain itu penulis juga melihat ada papan tulis di setiap kelas yang masih kurang layak.
Terlepas dari adanya keterbatasan mengenai sarana prasarana itu, namun saya secara pribadi, sangat mengapresiasi kepada seluruh guru di MI Al-Ma’arif Sota Merauke. Mereka telah mendedikasikan jiwa dan raganya untuk memberikan ilmu kepada siswa-siswi.
Dan secara khusus, saya juga ingin mengapresiasi Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Merauke yang sudah berjuang untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Ma’arif Sota Merauke. Semoga sekelumit cerita saya tentang Madrasah Ibtidaiyah paling timur negara Indonesia mendapatkan perhatian dari LP Ma’arif NU PBNU.
Selamat Hari Lahir ke-95 LP Ma’arif NU. Semoga dimudahkan dalam mencapai visinya yaitu: “LP Ma’arif NU akan menjadi pusat pengembangan pendidikan bagi masyarakat, baik melalui sekolah, madrasah, perguruan tinggi, maupun pendidikan masyarakat yang merepresentasikan perjuangan pendidikan NU yang meliputi seluruh aspeknya, kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Serta menciptakan komunitas intitusional yang mampu menjadi agent of educational reformation dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembangunan masyarakat beradab.
*Muhamad Arif, Dosen Institut Al Azhar Menganti Gresik/Instruktur Nasional Literasi Madrasah Ibtidaiyah